Saya itu...

Yah, saya hanya seorang anak kuliahan biasa yang ngefans sama Deadpool.

Disini saya akan membagikan cerpen-cerpen orisinil buatan saya sendiri, mungkin juga bisa gambar-gambar saya, curhat, artikel yang saya bikin, pokoknya suka-suka saya lah... (digampaarrr)

Yah, intinya, jadilah pembaca dan pengkritik dan pengomentar yang baik. Kalau ada kesalahan atau kurang setuju dengan pendapat saya sekiranya bisa diberitahu dengan santun. Anda baik, saya baik. Anda jahat, yaudah urusan anda. Hehe..

12 Desember 2015

Asal Muasal Atribut Natal

Yep, sudah tau kan dari judulnya kita mau bahas apa disini? Sambil mengetik artikel ini saya juga sambil searching di Google tentang asal muasal mereka semua darimana. Kemudian apa yang saya dapatkan itu sangat mengejutkan pikiran saya yang selama ini ternyata salah besar. Mari sama-sama kita buka mata kita mengenai kenyataan ini.

Pohon Natal
Di antara para penganut agama Pagan kuno, pohon itu disebut “Mistletoe” yang dipakai pada saat perayaan musim panas, karena mereka harus memberikan persembahan suci kepada matahari, yang telah memberikan mukjizat penyembuhan. Kebiasaan berciuman di bawah pohon itu merupakan awal acara di malam hari, yang dilanjutkan dengan pesta makan dan minum sepuas-puasnya, sebagai perayaan yang diselenggarakan untuk memperingati kematian “Matahari Tua” dan kelahiran “Matahari Baru” di musim panas.

Pohon Natal berasal dari penyembahan berhala kultus Asheira, di mana masyarakat Eropa telah mengambil pohon pinus kecil dan membawanya ke dalam rumah mereka untuk menyembahnya sebagai dewa. Mereka telah menghiasinya untuk membuat pohon mereka lebih indah. Pada waktu suku-suku itu diinjili, tradisi mereka dikristenkan pula dan dijadikan gambaran kehidupan baru dan dihiasi dengan lampu-lampu untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah pohon terang yang menyinari seluruh bumi.
(Sumber: Abbalove Ministries-Pahamilah Natal yang Sebenarnya)

Terdapat dua mitos yang diyakini sebagai asal muasal Pohon Natal berada dalam perayaan Natal. Peristwa pertama berawal dari kisah St. Bonifasius. Pada suatu malam natal, Ia bersama rombongan pengikutnya yang setia melintasi hutan dengan menyusuri jalan setapak Romawi kuno. Dalam perjalanannya, mereka bertemu dengan sekelompok orang yang mempersembahkan seorang anak kepada dewa Thor di sebuah pohon Oak. Untuk menghentikan perbuatan jahat mereka, secara ajaib St. Bonifasius merobohkan pohon tersebut dengan pukulan tanggannya. Tiba-tiba saja terasa suatu hembusan angin yang dahsyat dimana pohon tersebut tumbang dengan akar-akarnya tercabut dari tanah dan terbelah menjadi empat bagian. Dari pohon Oak yang roboh itu tumbuhlah sebuah pohon cemara muda bagaikan puncak menara gereja yang menunjuk ke surga.

Mitos yang lainnya adalah saat Martin Luther, (tokoh Reformasi Gereja) sedang berjalan-jalan di hutan pada suatu malam. Terkesan dengan keindahan gemerlap jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang pohon cemara di hutan, Martin Luther menebang sebuah pohon Cemara kecil dan membawanya pulang pada keluarganya di rumah. Untuk menciptakan gemerlap bintang seperti yang dilihatnya di hutan, Martin Luther memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon cemara tersebut.
(Sumber: Kristolog.com-Asal Usul Pohon Natal)

Ternyata pohon natal itu berasal dari kepercayaan penganut Pagan dan sebenarnya tidak boleh dipakai untuk Kristen sendiri. Saya jujur terkejut.

Topi Santa
apa yang orang sebut sebagai topi Sinterklas itu tidak lain hanyalah topi malam warna merah-putih yang dipasangkan oleh Sundblom dan Coca-Cola pada karikatur Sinterklas versi bisnis mereka untuk keperluan iklan produk Coca-Cola selama musim dingin di Amerika Serikat. Tujuan topi itu adalah untuk meningkatkan penjualan produk Coca-Cola. Kepentingan bisnis komersil bicara di sini. Money talks.

Dengan demikian, topi itu bukan atribut agama, bukan pula atribut Natal, melainkan atribut bisnis.
(Sumber: Natal 25 Desember-Atribut Natal) 

Well, topi santa ternyata hanya sebuah topi tidur yang dipakai dalam bisnis.. Terkejut? Saya juga.

Santa Claus/Sinterklas
Santa Claus bukan ajaran yang berasal dari paganisme, tetapi juga bukan ajaran Kristen. Sinterklas ini adalah ciptaan seorang pastur yang bernama “Santo Nicolas” yang hidup pada abad ke empat Masehi. Hal ini dijelaskan oleh Encyclopedia Britannica, volume 19 halaman 648-649, edisi kesebelas, yang berbunyi sebagai berikut:
“St. Nicholas, bishop of Myra, a saint honored by the Greek and Latins on the 6th of December… A Legent of his surreptitious bestowal of dowries on the three daughters of an improverrished citizen… is said to have originated the old custom of giving presents in secret on the Eve of St. Nicholas (Dec.6), subsequently transferred to Christmas day. Hence the association of Christmas with Santa Claus…”
ARTINYA:
“St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tanggal 6 Desember…Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga anak wanita miskin… untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya tarkaitlah antara hari Natal dan Santa Claus…”
 (Sumber: Seven U Corner: SEJARAH POHON NATAL DAN SANTA)

Sinterklas sendiri adalah Santo Nikolas seorang tokoh dalam cerita Eropa yang lahir pada tahun 280 M di Patara. Ibu Nikolas selalu berdoa agar dia memiliki anak akhirnya lahirlah si Nikolas. Dan hebatnya saat masih bayi Nikolas sudah melakukan puasa, di hari-hari tertentu dia tidak minum ASI. Pada umur 18 tahun dia ditahbiskan menjadi Pastor. Kemudian ia menjadi uskup di Myra, Lycia pada abad keempat. 
Dia adalah seorang yang sangat dermawan membantu orang-orang miskin dan seiring berjalannya waktu Sinterklas atau Santa Nikolas dihubung-hubungkan dengan natal. Sinterklas sendiri digambarkan memakai jubah katholik, tongkat gembala dan rambutnya sedikit pirang. Dalam menjalani tugasnya berbagi, Sinterklas tidak sendiri. Dia ditemani oleh Piet Zwarte atau yang lebih dikenal Piet Hitam. Pada awalnya, Piet Hitam memukuli anak-anak nakal dan memasukkannya ke dalam karung dan membawa ke Spanyol. Namun dia kehilangan rekan pada saat itulah Sinterklas menawarkan pekerjaan Piet menulis daftar keinginan anak-anak. Piet sendiri adalah seorang Afrika. Sehingga banyak yang beranggapan legenda Sinterklas ini rasis. 
Pada 1970, Vatikan menghapus nama Sinterklas dari daftar orang-orang suci. Karena walaupun digambarkan sebagai seorang uskup namun kisahnya tidak jelas dan terkesan dongeng kemudian tercampur dengan banyak budaya.  Atas perintah Paus Paulus VI tepat pada tanggal 5 Desember 1972 sisa mayat Sinterklas dipindahkan dari Italy ke Amerika supaya rakyatnya cepat melupakan Sinterklas. 
Sementara itu Santa Claus sendiri adalah bukan seorang pastor melainkan seorang kakek dari kutub utara yang sangat dermawan. Gambaran seorang Santa Claus sendiri berbeda dengan Sinterklas, santa claus digambarkan seorang kakek tua yang tambun memakai baju berwarna merah dan rambut putih bersih di belakangnya selalu ada sebuah kantong besar merah yang berisi hadiah untuk anak-anak. 
Lain cerita lagi menyebutkan bahwa santa clause tetap asal usul dari Sinterklas. Sosok yang diciptakan oleh manajer hubungan masyarakat dan Coca-cola. Namun tokoh Piet Hitam dihapuskan untuk menghindari rasis. Karena Orang Amerika tidak mau disebut rasis.
(Sumber: Kompasiana-Ternyata Sinterklas dan Santa Claus Itu Berbeda)

Ding doongg~ Mind blown again~

Hubungan Atribut Natal Dengan Alkitab

Bagaimana pandangan Bibel tentang Pohon Natal, atau pandangan para murid Yesus atau bapak-bapak geraja awal ?. Jawabannya sungguh sangat mengejutkan bagi kalangan Kristen sendiri. Sebagaimana yang dikatakan Bibel (Alkitab) pada kitab Yeremia 10:2-4 yang berbunyi sebagai berikut:
“Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan.” “Bukankah berhala itu pohon yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang.”(Yeremia 10:2-4)
Pada ayat ke Tiga disebutkan “Bukankah berhala itu pohon yang ditebang orang dari hutan,”. Mirip sekali dengan 2 kisah asal muasal Pohon Natal diatas, baik St. Bonifasius maupu Martin Luther menjelaskan bahwa Pohon Natal berasal dari  hutan, Kisah Martin Luther lebih jelas lagi, Ia membuat Pohon Natal dari  Pohon Cemara yang ditebang dari hutan.
Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang (Yeremia 10:4)
Pohon Natal dihias sedemikian rupa agar cantik saat dilihat, warna warna emas dan perak adalah warna yang umum dugunakan untuk mempercantik Pohon Natal,  bahkan Pohon Natal dari emas pun pernah dibuat seperti yang terdapat pada Hotel Emirates Palace di Abu Dhabi, bukankah apa yang dilakukan oleh orang nasrani ini sangat mirip dengan kepercayaan penyembah berhala seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut?

Itulah keterangan yang jelas dari Bibel tentang pohon Natal. Orang Nasrani dilarang mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala. Sebab hal itu merupakan perbuatan yang sesat menyekutukan Tuhan. Pada ayat kelima dijelaskan bahwa:
“Pohon itu tidak bisa berbicara, dan orang harus mengangkatnya, karena ia tidak bisa berjalan sendiri.” “Janganlah takut kepadanya, sebab ia tidak dapat berbuat jahat, juga tidak dapat berbuat baik.”( Yeremia 10:5)
Sebab mereka bukanlah dewa yang harus ditakuti. Bagi mereka yang tidak pernah membaca atau yang melupakan ayat ini, beranggapan bahwa tidak ada larangan untuk membuat pohon Natal. Tetapi jika telah membacanya, apa yang harus dikatakan?

Parayaan Natal bukanlah ajaran Yesus, dan Yesus juga tidak lahir pada tanggal 25 Desember, begitu juga dengan adanya Pohon Natal yang sudah jelas terbukti merupakan kebiasaan penyembah berhala, informasi ini sebenarnya sudah lama banyak didengar oleh mereka,  namun anehnya kaum Nasrani masih saja merayakannya.


Figur Santa Claus yang berkembang di Amerika Serikat merupakan berpaduan antara legenda Santo Nikholas yang dicampur adukkan dengan Dewa Odin yang disembah orang Norwegia. Santa Claus digambarkan sebagai orang tua yang murah senyum dan berjanggut putih berpakaian baju merah dengan kerpus merah di kepalanya. Terlepas dari begitu sangat baiknya sosok seorang Santo Nikholas, dan begitu populernya dia dalam cerita tentang orang yang baik, Orang Kristen yang cinta kebenaran seharusnya menolak tegas “Santa Claus” dari perayaan Natal, sebab Santa Claus atau Sinter Claus sama sekali tidak ada hubungannya dengan Natal Kristus.

Apakah salah menceritakan kebaikan St. Nokholas kepada anak-anak dalam pada hari raya Natal? Kesalahan fatal yang dilakukan oleh sebagian orang Kristen yang tidak peduli pada Kebenaran adalah mengaburkan makna kelahiran Yesus Kristus dengan cerita legenda St. Nokholas, dan ikut melestarikan kebohongan yang dimiliki oleh Sinter Klass yang “KONON” memiliki kuasa seperti Tuhan, seperti kebohongan dalam film Polar Express, The Santa claus,dll.

Iblis telah berhasil menyusup dalam perayaan Natal. Ia berhasil memerankan tokoh Santa Claus yang selalu dinanti-nantikan orang. Sebaliknya, Kristus telah tereliminasi dari perayaan Natal. Santa Claus telah menjadi tuhan dan tokoh utama dalam perayaan Natal tanpa menyadari siapakah Santa Claus itu. Setiap Perayaan Natal selalu ada Santa Claus (Dewa berhala). Sepertinya kurang afdol jika tidak ada Santa Claus dalam perayaan Natal. Natal telah menjadi identik dengan Santa Claus.

Jika anda mengasihi Tuhan, anda harus tegas menolak Santa Claus dari perayaan Natal. Anda harus mengajarkan kepada anak-anak anda bahwa figure Santa Claus yang bisa terbang menembus awan dan mengantarkan hadiah-hadiah kepada anak-anak di seluruh dunia kapan saja bukanlah kebenaran. Hanya Tuhan yang bisa itu. Yesus jawaban atas semua masalah kita, dan kapan saja Dia siap menolong kita.


Konklusi Dari Saya

Fakta-fakta dari sumber di atas memang cukup mengejutkan buat saya, terutama tentang topi dan pohon natal. Tidak habis pikir ternyata berbagai cara yang dilakukan iblis untuk merusak iman dan kepercayaan sebagai orang Kristen itu banyak sekali. Yah, hanya bisa mengelus dada dan lebih menguatkan iman lagi.

Untuk pohon natal, sepertinya kalau cuma untuk menghiasi ruangan (terlepas dari semua hubungan antara paganisme) tidak apa-apa sih. Hehe..

Kalau topi, yang membuat Indonesia jadi kalang kabut, sudah jelas kalau topi santa itu cuma topi tidur biasa yang dipakai oleh perusahaan Coca Cola untuk keperluan bisnis, jadi jangan lebay plis.. Tidak ada usaha untuk meng-kristenisasi siapapun disini, kecuali anda yang meminta.

Untuk Santa Claus, tidak terkejut sih sebenarnya karena saya sudah pernah membaca beberapa artikel yang membahas sejarah atau legendanya. (yang bikin terkejut itu perbedaan Sinterklas dan Santa Claus, ternyata beda, saya baru tahu.) Santa Claus itu budaya barat yang diambil dari kisah Santo Nikolaus yang bahkan tidak bisa dibuktikan kebenarannya dan tidak diakui oleh Paus di Vatikan sana. Tak ada bedanya dengan legenda-legenda lain kawan.

Yang membuat saya sedikit baper disini adalah kelakuan kaum nasrani yang tahu ataupun tidak tahu dengan sejarah Santa Claus, dengan sengaja menyangkutkan natal dengan Santa Claus yang akhirnya arti natal yang sesungguhnya hampir musnah. Istilahnya, tempat Tuhan telah digantikan dengan Santa Claus yang notabene hanya sebuah legenda. Santa Claus hanya FOLKLORE, pahami itu baik-baik. Berhentilah membohongi anak-anak anda dengan cerita seperti itu.

Sekedar saran, untuk menghiasi rumah anda pada saat natal adalah dengan lampu-lampu yang bisa anda pasang di teras, atau pohon natal mungkin. Karena Yesus Kristus adalah terang, jadi bisa disimbolisasikan sebagai lampu untuk menerangi rumah kita, dan 'lampu' untuk menerangi kehidupan kita. Bedanya dengan orang non nasrani yang menyalakan lampu juga? Ya beda dari niat kita untuk merayakan natal atau tidak. Mikir deh..

Sekian untuk postingan kali ini, salam natal semuanya! Semoga damai sejahtera dari Tuhan selalu menyertai kita semua!

Natal dan Maknanya yang Sesungguhnya

Ah, Natal sudah dekaat~ Saatnya membahas tentang apa itu "Natal" dan maknanya yang sebenarnya. Sekalian juga mau (mungkin bisa) menyadarkan saudara-saudara kita yang lain yang bukan seorang Kristen untuk lebih mengenal Natal itu sendiri.

Habisnya panas baca komentar-komentar begitu dan blog-blog lain yang begitu menuduh Kristen untuk mengkristenisasi umat mereka dengan atribut natal. Luar biasa.

Okee, banyak dari artikel-artikel yang saya cari tentang haram apa tidaknya kaum muslim yang memakai atribut natal dan ikut merayakan natal (contohnya memberikan selamat natal kepada kaum nasrani) mengatakan kalau itu haram dan merupakan sebuah tindakan Kristenisasi yang dilakukan oleh kaum nasrani kepada kaum muslim. Jujur, saya tertawa miris membaca artikel-artikel tersebut. Mungkin bagi sebagian dari mereka ada yang menelan mentah artikel tersebut dan 'menyerang' kaum nasrani, tapi tidak sedikit juga ada yang memakai logika untuk mencerna artikel tersebut.

Contoh artikelnya : 

dan 

Buat saya, itu nonsense.. Kristenisasi dengan atribut natal dan ucapan selamat? Tidak masuk akal. Kenapa? Oke, saya jelaskan.

Natal dan Maknanya

Latar Belakang Historis Perayaan Natal

Ada tiga sumber asalnya perayaan Natal yang kemudian dipersatukan dalam perayaan Natal yang kini umum di seluruh dunia:

1. Seorang sejarahwan Roma, namanya Sextus Julius Africanus, telah mengemukakan teorinya pada abad Ke-2 M bahwa tanggal penciptaan langit dan bumi adalah 25 Maret. Ini adalah berdasarkan tanggal itu dianggap Winter Solstice, yaitu hari di mana siangnya terpendek dan malamnya terpanjang dalam setahuna. Itu terjadi pada musim dingin di belahan utara bumi. Sextus Julius Africanus juga mengemukan teori bahwa tanggal 25 Maret adalah tanggal di mana terjadi pembuahan Yesus dalam kandungan Maria. Maka sembilan bulan kemudian adalah 25 Desember. Maka Sextus Julius Africanus menentukan tanggal 25 Desember itu sebagai tanggal kelahiran Yesus.

2. Sumber kedua adalah kebiasaan merayakan Sol Invictus (Matahari yang tak terkalahkan) dalam Kerajaan Roma sampai Abad ke-4 yang telah dirayakan pada tanggal 25 Desember. Sekaligus di minggu sebelumnya ada perayaan Saturnalia 17-25 Desember, ketika masyarakat berpesta dan saling menukar hadiah. Mereka telah memilih satu orang untuk menjadi korban yang sangat disiksa dan dihina selama minggu itu lalu diakhiri dengan pengorbanannya pada tanggal 25 Desember. Selama minggu itu tak ada yang dilakukan orang yang dianggap sebagai dosa sehingga semua orang boleh berpesta pora – mabuk, jalan telanjang di jalan, mencuri, memperkosa, dan segala jenis dosa lainnya dan tidak akan dihakimi. Umat Kristen telah mengemukakan bahwa Yesus adalah “Matahari yang tak terkalahkan” itu yang sudah dinubuatkan dalam Maleakhi 4:2, “Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit Surya Kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya.”

3. Tanggal 25 Desember juga adalah tanggal lahir dewa Indo-Eropa, yaitu, Mithra, ilah terang, dan adalah populer antara para laskar Roma. Umat Kristen kemudian menerangkan bahwa Yesus adalah Terang Dunia yang sejati sehingga dijelaskan bahwa kelahiran Yesus membawa terang Allah ke dalam dunia yang gelap. Maka, tanggal itu dikristenkan seperti hal-hal yang di atas.

Gabungan dari ketiga sumber itu yang semuanya jatuh pada tanggal 25 Desember telah menjadi dasar pemberitaan Injil dan kelahiran Yesus ke dalam dunia. Setelah Kaisar Konstantin menjadi Kristen pada tahun 332 M, Kekristenan menjadi agama resmi Kerajaan Roma, maka tanggal 25 Desember diambil sebagai tanggal perayaan kelahiran Yesus mulai tahun 336 M. Namun tanggal itu tidak diterima dari semua kalangan Kristen menjadi perayaan umum Natal hingga Abad Ke-9. Akhirnya, Umat Kristen telah mengadopsi dan mengubah pesta-pesta kafir sebagai usaha memenangkan bangsa-bangsa kafir menjadi Kristen. Di abad-abad awal orang-orang Kristen sudah tahu itu bukan tanggal lahir Yesus, hanya tanggal perayaannya sebagai usaha memenangkan dunia kafir, sehingga pesta kafir menjelma (metamorphosis) menjadi Hari Natal. Masa kini, sebaliknya, kebanyakan Umat Kristen beranggapan bahwa itu adalah tanggal sesungguhnya Yesus lahir.

Professor Joseph A Fitzmyer, Profesor Emeritus Penyelidikan Alkitab Universitas Katolik America setelah menyelidiki semua catatan sejarah dan Alkitab telah mengambil kesimpulan yang kini diterima secara umum oleh para ahli sejarah dan Alkitab bahwa Yesus telah lahir pada tanggal 11 September sekitar tahun 3 atau 4 SM.

Perayaan Natal yang Sejati

Walaupun Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember dan tanggal itu adalah gabungan berbagai perayaan kafir, tanggal tersebut dan perayaan Natal bisa saja kita terima sebagai tanggal perayaan di seluruh dunia untuk merayakan kedatangan Juruselamat ke dalam dunia. Pada waktu bulan Desember kita memiliki kesempatan luar biasa menjadi saksi Yesus dan untuk memberitakan Injil. Tanggalnya tidak terlalu penting. Yang terpenting adalah kesempatan dan kebebasan pemberitaan Injil itu.

Kita melihat dalam pelayanan Rasul Paulus di Athena, ia menggunakan prinsip yang sama. Dalam Kisah 17:23, Paulus berkata kepada masyarakat Yunani, “ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.” Paulus menggunakan kata “theos” yang adalah kata untuk “dewa” dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan bahwa Yesus adalah “theos” (dewa atau ilah) yang benar. Dengan demikian, Paulus membawa bangsa Yunani yang percaya kepada satu Allah, bukan ratusan dewa sehingga mereka menjadi percaya kepada Yesus.

Dalam cara yang sama, kita merayakan Natal, bukan sebagai tanggal yang sesungguhnya, tetapi sebagai tanggal perayaan agar dunia mengenal kasih Allah. Bahwa Sang Juruselamat telah lahir ke dalam dunia yang gelap dengan membawa kasih dan terang Allah kepada semua manusia. Yesus adalah hadiah Allah kepada kita. Jadi, mari kita merayakannya dengan sukacita, kasih dan semangat membagikan kasih-Nya kepada semua manusia.


Konklusi dari saya
Jadi, sebenarnya Yesus Kristus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, tanggal yang kita sebut sebagai hari natal, juga sebenarnya tanggal 25 Desember itu berasal dari beberapa acara orang-orang kafir untuk menyembah dewa-dewa mereka. Tetapi karena injil berhasil dikabarkan kepada mereka akhirnya mereka mengubah perayaan itu sebagai sebuah ucapan syukur karena Allah sudah hadir di dalam diri mereka.

Yaa, walaupun Natal bukan benar-benar ulang tahunnya Tuhan Yesus, tapi kita tetap boleh merayakannya sebagai hari dimana kasih Allah pada kita begitu besar sehingga Ia mendatangkan Sang Juruselamat untuk membawa kita keluar dari kegelapan dunia kepada terang Allah. Kita bisa merayakannya tidak hanya di dalam gereja saja, tetapi juga di luar gereja. Tunjukkan makna natal yang sebenarnya yaitu damai sejahtera, kasih, sukacita yang dapat kita berikan kepada keluarga dan teman-teman kita. Kita juga bisa membagi makna natal tersebut kepada mereka yang belum percaya supaya mereka juga dapat merasakan indahnya makna natal yang sesungguhnya.

Membagikan makna natal tidak bisa langsung dikonklusikan sebagai cara untuk meng-Kristen-kan seseorang dari agama lain, ataupun memaksakan mereka untuk masuk menjadi seorang Kristen. Kita hanya membagikan kebahagiaan, rasa damai, kasih, dan sukacita kepada orang lain. Apakah itu perbuatan yang salah? Apakah mereka tidak berhak merasakan itu semua hanya karena mereka tidak satu agama dengan kaum nasrani? Tidak, bukan?

Untuk postingan selanjutnya saya akan membahas tentang asal muasal atribut natal, biar semuanya bisa lebih mengerti dengan barang-barang dan legenda tersebut lebih baik sebelum menghakimi orang lain. Terimakasih sudah mau membaca!