Ah, Natal sudah dekaat~ Saatnya membahas tentang apa itu "Natal" dan maknanya yang sebenarnya. Sekalian juga mau (mungkin bisa) menyadarkan saudara-saudara kita yang lain yang bukan seorang Kristen untuk lebih mengenal Natal itu sendiri.
Habisnya panas baca komentar-komentar begitu dan blog-blog lain yang begitu menuduh Kristen untuk mengkristenisasi umat mereka dengan atribut natal. Luar biasa.
Okee, banyak dari artikel-artikel yang saya cari tentang haram apa tidaknya kaum muslim yang memakai atribut natal dan ikut merayakan natal (contohnya memberikan selamat natal kepada kaum nasrani) mengatakan kalau itu haram dan merupakan sebuah tindakan Kristenisasi yang dilakukan oleh kaum nasrani kepada kaum muslim. Jujur, saya tertawa miris membaca artikel-artikel tersebut. Mungkin bagi sebagian dari mereka ada yang menelan mentah artikel tersebut dan 'menyerang' kaum nasrani, tapi tidak sedikit juga ada yang memakai logika untuk mencerna artikel tersebut.
Contoh artikelnya :
dan
Buat saya, itu nonsense.. Kristenisasi dengan atribut natal dan ucapan selamat? Tidak masuk akal. Kenapa? Oke, saya jelaskan.
Natal dan Maknanya
Latar
Belakang Historis Perayaan Natal
Ada
tiga sumber asalnya perayaan Natal yang kemudian dipersatukan dalam perayaan
Natal yang kini umum di seluruh dunia:
1.
Seorang sejarahwan Roma, namanya Sextus Julius Africanus, telah mengemukakan
teorinya pada abad Ke-2 M bahwa tanggal penciptaan langit dan bumi adalah 25
Maret. Ini adalah berdasarkan tanggal itu dianggap Winter Solstice, yaitu hari
di mana siangnya terpendek dan malamnya terpanjang dalam setahuna. Itu terjadi
pada musim dingin di belahan utara bumi. Sextus Julius Africanus juga
mengemukan teori bahwa tanggal 25 Maret adalah tanggal di mana terjadi
pembuahan Yesus dalam kandungan Maria. Maka sembilan bulan kemudian adalah 25
Desember. Maka Sextus Julius Africanus menentukan tanggal 25 Desember itu
sebagai tanggal kelahiran Yesus.
2.
Sumber kedua adalah kebiasaan merayakan Sol Invictus (Matahari yang tak
terkalahkan) dalam Kerajaan Roma sampai Abad ke-4 yang telah dirayakan pada
tanggal 25 Desember. Sekaligus di minggu sebelumnya ada perayaan Saturnalia
17-25 Desember, ketika masyarakat berpesta dan saling menukar hadiah. Mereka
telah memilih satu orang untuk menjadi korban yang sangat disiksa dan dihina
selama minggu itu lalu diakhiri dengan pengorbanannya pada tanggal 25 Desember.
Selama minggu itu tak ada yang dilakukan orang yang dianggap sebagai dosa
sehingga semua orang boleh berpesta pora – mabuk, jalan telanjang di jalan,
mencuri, memperkosa, dan segala jenis dosa lainnya dan tidak akan dihakimi.
Umat Kristen telah mengemukakan bahwa Yesus adalah “Matahari yang tak
terkalahkan” itu yang sudah dinubuatkan dalam Maleakhi 4:2, “Tetapi kamu yang
takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit Surya Kebenaran dengan kesembuhan pada
sayapnya.”
3.
Tanggal 25 Desember juga adalah tanggal lahir dewa Indo-Eropa, yaitu, Mithra,
ilah terang, dan adalah populer antara para laskar Roma. Umat Kristen kemudian
menerangkan bahwa Yesus adalah Terang Dunia yang sejati sehingga dijelaskan
bahwa kelahiran Yesus membawa terang Allah ke dalam dunia yang gelap. Maka,
tanggal itu dikristenkan seperti hal-hal yang di atas.
Gabungan
dari ketiga sumber itu yang semuanya jatuh pada tanggal 25 Desember telah
menjadi dasar pemberitaan Injil dan kelahiran Yesus ke dalam dunia. Setelah
Kaisar Konstantin menjadi Kristen pada tahun 332 M, Kekristenan menjadi agama
resmi Kerajaan Roma, maka tanggal 25 Desember diambil sebagai tanggal perayaan
kelahiran Yesus mulai tahun 336 M. Namun tanggal itu tidak diterima dari semua
kalangan Kristen menjadi perayaan umum Natal hingga Abad Ke-9. Akhirnya, Umat
Kristen telah mengadopsi dan mengubah pesta-pesta kafir sebagai usaha
memenangkan bangsa-bangsa kafir menjadi Kristen. Di abad-abad awal orang-orang
Kristen sudah tahu itu bukan tanggal lahir Yesus, hanya tanggal perayaannya
sebagai usaha memenangkan dunia kafir, sehingga pesta kafir menjelma
(metamorphosis) menjadi Hari Natal. Masa kini, sebaliknya, kebanyakan Umat
Kristen beranggapan bahwa itu adalah tanggal sesungguhnya Yesus lahir.
Professor
Joseph A Fitzmyer, Profesor Emeritus Penyelidikan Alkitab Universitas Katolik
America setelah menyelidiki semua catatan sejarah dan Alkitab telah mengambil
kesimpulan yang kini diterima secara umum oleh para ahli sejarah dan Alkitab
bahwa Yesus telah lahir pada tanggal 11 September sekitar tahun 3 atau 4 SM.
Perayaan
Natal yang Sejati
Walaupun
Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember dan tanggal itu adalah gabungan
berbagai perayaan kafir, tanggal tersebut dan perayaan Natal bisa saja kita
terima sebagai tanggal perayaan di seluruh dunia untuk merayakan kedatangan
Juruselamat ke dalam dunia. Pada waktu bulan Desember kita memiliki kesempatan
luar biasa menjadi saksi Yesus dan untuk memberitakan Injil. Tanggalnya tidak
terlalu penting. Yang terpenting adalah kesempatan dan kebebasan pemberitaan
Injil itu.
Kita melihat
dalam pelayanan Rasul Paulus di Athena, ia menggunakan prinsip yang sama. Dalam
Kisah 17:23, Paulus berkata kepada masyarakat Yunani, “ketika aku
berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku
menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal.
Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.”
Paulus menggunakan kata “theos” yang adalah kata untuk “dewa” dalam bahasa
Yunani untuk menjelaskan bahwa Yesus adalah “theos” (dewa atau ilah) yang
benar. Dengan demikian, Paulus membawa bangsa Yunani yang percaya kepada satu
Allah, bukan ratusan dewa sehingga mereka menjadi percaya kepada Yesus.
Dalam cara
yang sama, kita merayakan Natal, bukan sebagai tanggal yang sesungguhnya,
tetapi sebagai tanggal perayaan agar dunia mengenal kasih Allah. Bahwa Sang
Juruselamat telah lahir ke dalam dunia yang gelap dengan membawa kasih dan
terang Allah kepada semua manusia. Yesus adalah hadiah Allah kepada kita. Jadi,
mari kita merayakannya dengan sukacita, kasih dan semangat membagikan kasih-Nya
kepada semua manusia.
Konklusi dari saya
Jadi, sebenarnya Yesus Kristus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, tanggal yang kita sebut sebagai hari natal, juga sebenarnya tanggal 25 Desember itu berasal dari beberapa acara orang-orang kafir untuk menyembah dewa-dewa mereka. Tetapi karena injil berhasil dikabarkan kepada mereka akhirnya mereka mengubah perayaan itu sebagai sebuah ucapan syukur karena Allah sudah hadir di dalam diri mereka.
Yaa, walaupun Natal bukan benar-benar ulang tahunnya Tuhan Yesus, tapi kita tetap boleh merayakannya sebagai hari dimana kasih Allah pada kita begitu besar sehingga Ia mendatangkan Sang Juruselamat untuk membawa kita keluar dari kegelapan dunia kepada terang Allah. Kita bisa merayakannya tidak hanya di dalam gereja saja, tetapi juga di luar gereja. Tunjukkan makna natal yang sebenarnya yaitu damai sejahtera, kasih, sukacita yang dapat kita berikan kepada keluarga dan teman-teman kita. Kita juga bisa membagi makna natal tersebut kepada mereka yang belum percaya supaya mereka juga dapat merasakan indahnya makna natal yang sesungguhnya.
Membagikan makna natal tidak bisa langsung dikonklusikan sebagai cara untuk meng-Kristen-kan seseorang dari agama lain, ataupun memaksakan mereka untuk masuk menjadi seorang Kristen. Kita hanya membagikan kebahagiaan, rasa damai, kasih, dan sukacita kepada orang lain. Apakah itu perbuatan yang salah? Apakah mereka tidak berhak merasakan itu semua hanya karena mereka tidak satu agama dengan kaum nasrani? Tidak, bukan?
Untuk postingan selanjutnya saya akan membahas tentang asal muasal atribut natal, biar semuanya bisa lebih mengerti dengan barang-barang dan legenda tersebut lebih baik sebelum menghakimi orang lain. Terimakasih sudah mau membaca!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar