Saya itu...

Yah, saya hanya seorang anak kuliahan biasa yang ngefans sama Deadpool.

Disini saya akan membagikan cerpen-cerpen orisinil buatan saya sendiri, mungkin juga bisa gambar-gambar saya, curhat, artikel yang saya bikin, pokoknya suka-suka saya lah... (digampaarrr)

Yah, intinya, jadilah pembaca dan pengkritik dan pengomentar yang baik. Kalau ada kesalahan atau kurang setuju dengan pendapat saya sekiranya bisa diberitahu dengan santun. Anda baik, saya baik. Anda jahat, yaudah urusan anda. Hehe..

22 November 2015

Kelakuan Buruk Para Seniman Kebanyakan

Pada post sebelumnya, saya sudah membahas apa arti dari Seni, baik diambil dari beberapa sumber maupun dari opini saya sendiri. Nah, di post sebelumnya juga saya mengatakan akan membahas tentang yang saya sebut "kelakuan buruk" para seniman kebanyakan. Ini murni berdasarkan opini saya dan beberapa orang lainnya. Mungkin akan terjadi beberapa pro dan kontra, tapi yasudahlah saya tetap akan membahasnya.

1.       Minta kritik dan saran, tapi tidak siap
Beberapa seniman sering melakukan ini dan rata-rata adalah seniman pemula. Niat mereka adalah meminta kritik dan saran dari senior mereka atau mungkin penikmat seni lainnya untuk bahan pembelajaran sambil membantu mengasah kemampuan mereka. Tapi, jeleknya mereka adalah mereka sendiri tidak siap untuk menerima kritikan dan saran tersebut. Ada yang merasa sakit hati kemudian rendah diri dan berakhir dengan pemikiran bahwa ‘Saya tidak akan bisa seperti mereka.’

2.       Minta kritik dan saran, tapi ngeles
Ini juga sering terjadi di kalangan seniman pemula, bahkan ada beberapa kali terjadi pada seniman senior. Ceritanya mereka minta kritik dan saran atas karya mereka yang sudah dipublikasikan, tetapi suka ngeles. Maksudnya, mereka melarikan diri dari kesalahan mereka dan membuat berbagai alasan untuk membela diri merela dari kesalahan tersebut. (Jujur saya dulu sering begini tetapi saya berhasil berusaha menerima kenyataan, hiks..) Kemudian dampak dari tingkah laku mereka ini ya sudah bisa ditebak, kemampuan mereka tidak akan berkembang.

3.       Menyembunyikan bagian yang mereka tidak bisa
Maksudnya, misalkan mereka tidak bisa menggambar tangan, mereka akan menggambar seolah-olah tangan itu berpose di belakang punggung, intinya disembunyikan deh. Sering kok terjadi dengan seniman pemula yang belajar menggambar orang. Ada yang kadang kakinya disembunyikan, mata mungkin, atau bahkan muka, entahlah. Tetapi kalau mereka terlalu sering tidak percaya diri dengan kemampuan mereka dan menyembunyikan tantangan mereka, kapan mau berkembang?

4.       Menghina karya sendiri
Ini, parah. Sering saya temui kalau boleh jujur. Mungkin karena mereka minder atau gimana gitu karena di komunitas mereka itu kebanyakan kemampuan gambarnya di atas rata-rata, jadi setiap kali mereka mempublikasikan karya mereka, mereka akan otomatis menghina karya mereka sendiri. Contoh : Ini karya pertamaku, jelek banget ‘kan. Ininya salah, itunya salah, banyak yang salah deh. Mohon krisarnya ya. ; Ini karyaku, pakai pensil jelek, kertas cuma kertas HVS, penghapus juga murah. Krisarnya dong.

Well, kalau kamu sendiri menghina karya kamu, bagaimana orang mau menghargai karya kamu? Dan ‘gak semua seniman harus punya peralatan mahal juga, pakai peralatan seadanya kalau memang ada passion pasti akan menghasilkan karya yang bagus.

5.       Tidak mau keluar dari zona nyaman
Jujur saya juga masih sulit untuk keluar dari zona nyaman saya, begitu juga beberapa seniman yang pernah saya temui. Saya tidak bisa menggambar pria karena bingung dengan postur tubuh pria bagaimana, bukan karena tidak pernah melihat lelaki yaa. Saya sempat beberapa kali latihan dan memang mandet karena kebiasaan menggambar perempuan. Tapi walaupun tidak latihan secara intense saya tetap berusaha untuk berlatih menggambar pria. (kok malah curhat…)

Nah, beberapa seniman pasti juga pernah mengalami hal yang sama dengan yang saya alami, tetapi mereka tidak berani mengambil langkah pertama untuk keluar dari zona nyaman mereka. Mungkin ada yang pernah keluar, tetapi kemudian kembali lagi. Sebenarnya ini hak masing-masing orang, tetapi alangkah baiknya kalau kita dapat menguasai lebih dari dua keahlian dalam berkarya karena bisa saja itu menjadi poin plus dalam kehidupan. Sama seperti anda jago bahasa inggris dan accounting, mungkin anda bisa direkrut di perusahaan berbasis internasional dan mendapat gaji lebih tinggi dari karyawan lain. Poin plus~

6.       Aku bisa berkembang dengan diriku sendiri
Ada satu seniman unik yang pernah saya temui dalam hidup saya yang mengatakan sama seperti judul poin enam diatas. “Saya tidak butuh kritikan dan masukan dari orang lain, saya bisa berkembang dengan mengandalkan diri saya sendiri.”, seperti itu garis besar dari perkataannya. Mungkin beberapa dari kalian akan bingung dan beberapa dari kalian mungkin akan sama seperti saya, tertawa. Ya, kita manusia diciptakan hidup social, bahkan ansos sekalipun, dia butuh orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Coba bayangkan saja anda sedang belajar membaca, tetapi saat ada orang lain yang membantu anda menolaknya dengan alasan anda bisa belajar sendiri tanpa butuh bantuan siapapun. Sadarlah, anda sudah dibantu oleh seseorang yang menulis apa yang anda baca.

Seniman tidak bisa berkembang tanpa bantuan orang lain, meskipun tutorial yang anda dapatkan berasal dari usaha anda sendiri, tetapi tutorial itu juga dibuat oleh orang lain, jadi secara tidak langsung anda sudah dibantu oleh orang lain. Betul?

7.       Gambar ditolak, fans bertindak
Nah, ini dari senior saya. Kebanyakan seniman yang sudah memulai karirnya lebih lama dan sudah mendapat banyak fans berkat karyanya, akan menutup mata dan telinga dari semua saran dan kritikan yang masuk. Mereka sudah beranggapan kalau karya mereka sudah ‘Pro’, sudah baik, jadi mereka tidak butuh untuk menerima kritikan dan masukan dari siapapun. Sudah terjadi bahkan seniman luar juga begitu. Dan kebanyakan mereka akan menyerahkan urusan ini kepada fans mereka, biarkan fans yang akan membela mereka dan memarahi si pemberi kritik dan saran.

Sadar atau tidak, ini salah. Menggambar juga belajar dan belajar itu sifatnya terus menerus. Jadi meskipun gambar kita sudah ‘Wah’, tetap saja pasti ada kesalahan yang mungkin tidak kita sadari atau mungkin beberapa kekurangan dari gambar kita yang tidak kita sadari. Kritik dan saran tetap dibutuhkan untuk pembelajaran dan referensi dalam berkarya.

8.       Redraw/Remake
Saya tidak bilang redraw/remake itu salah. Boleh dilakukan asalkan untuk belajar. Bukan untuk mengakui kalau itu karya kalian, apalagi tidak ditambahkan dengan sumber gambar yang kalian ambil. Kejadian ini banyak terjadi dan sempat menimbulkan perdebatan hebat beberapa waktu yang lalu. Menurut saya, redraw/remake itu bukan sebuah skill, kalian istilahnya hanya ‘menjiplak’ karya orang lain, melakukan setiap bagian dengan sama persis, kemudian mempublikasikannya pada social media yang anda punya dengan mengatas namakan diri anda yang membuat walaupun referensi gambarnya anda cantumkan. Lebih berbahaya lagi apabila anda tidak mencantumkan sumbernya. Apakah itu skill? Hasil yang bisa dikatakan sebuah karya? Tidak bagi saya.

Dari yang senior saya bilang, redraw hanya diperbolehkan dalam pembuatan komik, itupun harus ada ijin dan yang boleh melakukan hanya asisten komikus. Redraw juga hanya diperbolehkan dalam latihan menggambar dan tidak untuk dipublikasikan. Redraw bisa digunakan untuk melatih keluwesan tangan, atau semisal anda menyukai style dari seseorang dan ingin style gambar anda seperti dia ya tidak masalah, asal jangan mengakui itu style anda saja.

Sebenarnya, masih banyak lagi kelakuan jelek para seniman yang bisa kalian sebutkan, tapi untuk sekarang saya hanya menemukan delapan terparah. Saran dari saya, berubahlah secepatnya dari mindset seperti itu kalau ingin berkembang lebih baik.

Kritik dan saran memang membangun, tapi kadang menjatuhkan. Anda harus pandai belajar menyikapi itu semua dan menerima dengan lapang dada. Memiliki banyak fans bukan berarti anda bisa besar kepala dan menjadi seseorang yang sombong, justru anda harus lebih berusaha keras untuk menghasilkan karya yang lebih baik dan lebih baik lagi untuk fans anda. Zona nyaman memang sulit untuk ditinggal, tapi ada baiknya kita mengambil sebuah tantangan dan menantang diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Toh hasilnya juga untuk diri anda sendiri dan kebanggaan pastinya akan anda rasakan.



Untuk post selanjutnya, saya akan membahas tentang “Para Lidah Tajam” alias sang kritikus. Stay tune ya! Sekian dan salam seni!

2 komentar:

  1. Itu chel nomer 7 parah pisan!!! hahahaa

    Dari Meris

    BalasHapus
    Balasan
    1. kan dari cici yang ngajarin (?) wkwkwkwkwk xD

      Hapus